TANGERANG - Aksi digelar dalam Refleksi Akhir Tahun 2022 mengambil tema "Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah dan Penegakan Supremasi Hukum" berjalan kondusif dikawal ketat aparat kepolisian dan Satpol PP Kota Tangerang.
Aktivis Kota Tangerang yang tergabung dalam NGO Tangerang Raya bersama komunitas wartawan Tangerang (FORWAT/KJK), menggelar aksi unjuk rasa di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (20/12/22).
Satu persatu perwakilan aktivis melakukan orasi dan mimbar bebas di depan pintu gerbang kantor Wali Kota Tangerang. Salah satu orator Saipul Basri menyebut kepemimpinan Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah bersama wakilnya Sachrudin belum maksimal selama menjabat dua periode.
Baca juga:
Birokrasi di Era 4.0 Tantang ASN Berkualitas
|
"Sejak periode pertama hingga periode kedua kepemimpinan Arief Wismansyah-Sachrudin dalam memimpin Kota Tangerang belum maksimal. Janji-janji politik saat kampanye belum ditepati, " kata dia.
Seperti di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan juga perhubungan belum maksimal. "Misalnya mobil Tayo dan Si Benteng itu belum maksimal, karena itu bisa menjadi beban APBD, " sebut dia.
"Hari ini kita tuntut janji-janji kampanye yang belum terealisasi dan dirasakan oleh masyarakat, " imbuh Marsel sapaan akrabnya.
Dalam kesempatan ini, pihaknya juga mengungkapkan, selama Arief Wismansyah bersama wakilnya Sachrudin memimpin kota berjuluk Kota Seribu Industri danJasa ini, tak pernah sekalipun datang menemui aksi-aksi demontrasi yang kerap dilakukan berbagai aktivis maupun buruh setiap menyampaikan aspirasi.
"Saya meminta kepada Wali Kota kalau ada aspirasi temui, diskusi, cari solusi, jangan menghindar terus. Kepala daerah dua periode tidak pernah menemui para pendemo, " cetus nya.
Ia pun meminta apa yang kerap disuarakan para aktivis dan elemen masyarakat lainnya dalam penyampaian aspirasi itu agar menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Tangerang.
"Aksi ini bukti kami mencintai Kota Tangerang. Oleh karena itu kami terus melakukan masukan-masukan positif kepada pemerintah, tidak ada tendensi apa pun kepada pemimpin. Mari kita benahi dan maksimalkan yang belum terealisasi atas janji-janji pemimpin sesuai RPJMD, " beber nya mengakhiri.
Hal serupa disampaikan aktivis dari Masyarakat Kota Tangerang Menggugat, Gibe. Dia menyatakan terdapat sejumlah catatan merah selama dua periode Arief Wismansyah-Sachrudin memimpin Kota Tangerang, menurutnya ada janji politik yang belum dituntaskan.
"Kita akan mengawal sampai tuntas dan menagih janji Arief R Wismansyah-Sachrudin. Pendidikan, kesehatan harus dimaksimalkan. Ini menjadi rapot merah, " kata Gibe.
Ditempat yang sama, Ketua Forum Wartawan Tangerang (FORWAT), Andi Lala menyuarakan kekerasan serta intimidasi-intimidasi yang kerap didapatkan awak media (jurnalis) saat melakukan tugasnya dilapangan.
Oleh karena itu, FORWAT akan tetap mengawal setiap tindakan kekerasan yang didapatkan wartawan serta berharap tidak terjadi lagi tindak kekerasan terhadap jurnalis.
"Kekerasan dan intimidasi kepada wartawan dilapangan saat menjalankan tugasnya masih sering terjadi. Kami FORWAT mengutuk keras, kedepan di harapkan tindak kekerasan serta intimidasi terhadap jurnalis tidak terjadi lagi, khususnya di Tangerang Raya, " papar Lala.
Sementara itu, Pemerintah Kota Tangerang melalui Asisten Daerah (Asda I) Deni Koswara didampingi pejabat Kesbangpol dan Kasatpol PP Kota Tangerang Wawan Fauzi yang menemui massa aksi.
Deni Koswara berjanji apa yang menjadi tuntutan massa aksi akan segera disampaikan kepada atasannya (Wali Kota, red).
"Selain itu apa yang menjadi aspirasi teman-teman hari ini kita akan mencarikan solusinya. Kedepan akan melakukan komunikasi dengan menggelar diskusi-diskusi, " janji Deni. (*)